Rabu, 10 Oktober 2012

Novel Penuh Misteri - The Da Peci Code

Terjebak dalam suasana yang memanas dirumah Mahdi, Rosyid yang malam itu datang membawa Ma Anto dan Delia pacarnya kelabakan untuk menyelamatkan dua orang yang baru pertama kalinya datang ke Sanggar Banjir Kiriman itu. Dengan menaiki tangga yang dulu dipakai ngecat rumah yang dipakai kantor tak resmi sanggar yang juga tak resmi itu, Rosid mencoba mencari jalan keluar dari tempat itu untuk mengamankan dua orang tamunya dari kebrutalan Radikal (Remaja Didikan Allah) pimpinan Lukman.

Itu tadi sekelumit kisah klimaks dari novel The Da Peci Code yang barusan aku lahap habis dalam 4 jam. Novel ini sangat menarik, mengupas sisi lain masyarakat Arab Betawi di kawasan Condet, Jakarta Timur. Cerita yang ringan, menarik namun sarat akan makna Cerita karya Ben Sohib yang menceritakan Rosid dan Mansur Al Gibran, ayah yang menginginkan anaknya (Rosyid) untuk meneruskan tradisi keluarga Al Gibran yaitu berpakain putih, bersarung dan PECI PUTIH.
Permasalahan besar yang dialami Rosyid sebenarnya bukan pada seluruh tradisi keluarga Al Gibran, tetapi hanya pada tradisi mengenakan peci putih. Ya, sebuah peci yang dianggap keramat oleh keluarga, terutama ayahnya itu sangat berbeda dalam persperktifnya. Ia berpikiran bahwa peci putih bukan ajaran agama Islam, melainkan hanya budaya simbol yang dikatikan dengan Islam.
Peci putih menjadi momok baginya karena ia, si Rosyid itu merawat rambutnya menjadi kribo besar kayak brokoli. Kebayangkan bagaimana rambut kribo yang besar memakai peci putih?
Selebihnya dalam subjektivitas aku, novel ini sangat bagus, mengalir dan sarat isi serta makna kehidupan bermasyarakat yang serius namun penuh humor.

Judul : The Da Peci Code
Penulis : Ben Sohib
Tahun terbit : Cetakan I 2006
Tebal halaman : -+ 327 hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar